Keputusan Tidak Rasmi PRK N31 Bagan Pinang
KEPUTUSAN TIDAK RASMI JUMLAH UNDI ROSAK
ZULKEFLY MOHAMAD OMAR : 2490 
MOHD ISA ABD SAMAD : 7821 : 84
RASUAH DALAM AL-QURAN
Labels:
Politik
"Dan janganlah kamu makan (atau mengambil) harta (orang-orang lain) diantara kamu dengan jalan yang salah, dan janganlah kamu menghulurkan harta kamu dengan (memberi rasuah) kepada hukum-hukum, kerana hendak memakan (atau mengambil) sebahagian dari harta manusia dengan (berbuat) dosa, pada hal kamu mengetahui (salahnya)". (Al-Baqarah ayat 188)
Ketetapan as-sunnah pula meriwayatkan berdasarkan sabda rasulullah s.a.w : "Pemberi rasuah dan penerima rasuah akan masuk kedalam neraka". (Riwayat At-Tabrani)
Hadirin yang berbahagia,
Jenayah rasuah sering berlaku adalah disebabkan :
1- Hilangnya nilai keimanan dalam diri dan kehidupan setiap individu.
2- Syariat Allah tidak diamalkan dalam kehidupan nyata manusia. Situasi ini akan membuatkan manusia begitu nekad melakukan jenayah dan menghalalkan semua cara.
3- Ingin menjadi cepat kaya dan hidup berbagai, sehingga tidak mempedulikan halal atau haramnya harta yang diperolehi.
4- Kegagalan dalam mengimbangi antara pendapatan dan perbelanjaan dengan keperluan hidup semasa.
5- Rasulullah s.a.w bersabda : "Tibanya suatu masa dimana manusia ketika itu tidak lagi peduli tentang apa yang mereka ambil (belanjakan ) samada daripada sumber yang halal atau pun yang haram".
HATI-HATI MEMILIH PEMIMPIN
Labels:
Politik
Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata: ‘Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada rasul. Dan mereka berkata: ‘Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Tuhan kami timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar. (Qs. al-Ahzab [33]: 66-68).
Ayat ini menjelaskan penyesalan orang-orang yang telah memilih pemimpin yang telah menyesatkan mereka karena tidak menjalankan syari’at Allah sesuai al-Qur'an dan sunnah. Dalam ayat lain dipertegas:
Dan (ingatlah) hari ketika orang dzalim menggigit dua tangannya (tanda menyesal) seraya berkata: ‘Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama rasul’. Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari al-Qur'an ketika al-Qur'an itu telah datang kepadaku. Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia. (Qs. al-Furqan [25]: 27-29).
Kenyataannya mereka yang telah kita pilih tidak menjalankan hukum-hukum sesuai dengan syari’at Allah, menghalalkan apa yang diharamkan Allah, mengharamkan apa yang dihalalkan Allah, mendzalimi rakyat yang telah sangat kesusahan serta memperkaya diri dan keluarganya.
Kalau masih memilih pemimpin yang tidak menerapkan hukum sesuai al-Qur'an dan sunnah maka tunggulah adzab Allah, muka mereka (para pemilih) akan dibolak-balikan sambil dibakar api neraka (mungkin seperti sate) dan saking kesalnya mereka meminta kepada Allah agar pemimpin mereka diberi azab dua kali lipat dibandingkan mereka.
Masih adakah pemimpin yang akan menjalankan hukum-hukum Allah secara kaffah dan mengurus rakyatnya agar selamat dunia-akhirat?, seperti yang dicontohkan oleh Rasul dan Khulafaur Rasyidin?. Jika tidak ada, maka jalan terbaik adalah menghindarkan diri untuk memilih mereka agar tidak menyesal diakhirat nanti.
Bisa jadi kita merupakan salah seorang pemerkuat kekuasaan mereka,
Akan datang kepada kalian para penguasa, mereka mengucapkan janji-janji yang tidak mereka kerjakan dan melakukan apa yang mereka tidak ketahui. Barang siapa yang menjadi penasihat, pembantu dan pemerkuat kekuasaan maka mereka akan binasa dan membinasakan. [HR Thabrani]. Wallahua’lam.
N-31 Bagan Pinang: Menifesto Calon Pakatan Rakyat
Labels:
Politik
1. Assalamualaikum dan salam sejahtera. Terima kasih kepada pihak media kerana melaporkan dengan adil aktiviti saya, PAS dan Pakatan Rakyat sehingga petang ini.
MEMILIH PEMIMPIN AMANAH BUKAN RASUAH
Labels:
Politik
Dalam masyarakat Islam, segala sesuatu harus diserahkan kepada ahlinya yaitu yang berhak menurut milik, ilmu atau kepandainnya, bukan menurut kedudukan, keturunan, atau derajat terpandang.
Karena itu, Islam bukanlah agama yang membenarkan sistem feodal dan kerajaan yang sifatnya pusaka keturunan, juga tidak membenarkan facisme yang didasarkan atas kekuatan tentara.
Kini teranglah bahwa orang Islam tidak menjadikan orang munafik, kafir atau musyrik, jadi pepimpin, demikian mereka hidup di bawah pimpinan orang-orang beriman saja.
ULIL AMRI AULIYA DAN KHALIFAH
ULIL AMRI
Ulil Amri sesuai dengan istilahnya, kita artikan dengan ”yang berfungsi”, hanya dua kali tercantum dalam Alquran yaitu pada Ayat 4/59 dan 4/83. Untuk memahami sangkut pautnya, baiklah dikutipkan artinya sekali lagi begitupun Ayat suci lain yang sehubungan:
إِنَّ اللّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤدُّواْ الأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَ
ا وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ النَّاسِ أَن تَحْكُمُواْ بِالْعَدْلِ إِنَّ اللّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِ إِنَّ اللّهَ كَانَ سَمِيعاً بَصِيراً
4/58. ALLAH memerintahmu menyerahkan amanat kepada ahlinya, dan ketika kamu menghukum dengan adil.
ALLAH mendatangkan nikmat mengajarmu dengannya, bahwa ALLAH mendengar lagi melihat.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ
وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّه
ِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا
4/59. Wahai orang-orang beriman, patuhilah ALLAH dan patuhilah Rasul dan yang berfungsi dari kamu.
Jika kamu beriman pada ALLAH dan Rasul, jika kamu beriman pada ALLAH dan Hari yang akhir.
Demikian lebih baik dan pengertian yang lebih bagus.
مَّنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللّهَ وَمَن تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظاً
4/80. Siapa yang mematuhi Rasul, sungguh dia mematuhi ALLAH, dan siapa yang berpaling,
maka tidaklah KAMI utus engkau selaku penjaga atas mereka.
وَيَقُولُونَ طَاعَةٌ فَإِذَا بَرَزُواْ مِنْ عِندِكَ بَيَّتَ طَآئِفَةٌ مِّنْهُمْ
غَيْرَ الَّذِي تَقُولُ وَاللّهُ يَكْتُبُ مَا يُبَيِّتُونَ فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ وَتَوَكَّلْ عَلَى اللّهِ وَكَفَى بِاللّهِ وَكِيلا
4/81. Dan mereka mengatakan kepatuhan maka ketika menghindar dari engkau, sebahagian mereka
menyampaikan yang bukan engkau katakan. ALLAH menuliskan yang mereka sampaikan itu.
Berpalinglah dari mereka dan berserah dirilah pada ALLAH. Cukuplah ALLAH selaku penjaga.
أَفَلاَ يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ اللّهِ لَوَجَدُواْ فِيهِ اخْتِلاَفاً كَثِيرا
4/82. Tidakkah mereka memperhatikan Alquran? Kalau dia dari selain ALLAH
tentulah mereka dapati dalamnya kontradiksi yang banyak.
وَإِذَا جَاءهُمْ أَمْرٌ مِّنَ الأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاع
ُواْ بِهِ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُوْلِي الأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ
الَّذِينَ يَسْتَنبِطُونَهُ مِنْهُمْ وَلَوْلاَ فَضْلُ اللّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لاَتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلاَّ قَلِي
4/83. Ketika sampai pada mereka perintah tentang keamanan atau kecemasan, mereka memperdebatkannya.
Kalau mereka mengembalikannya kepada Rosul dan kepada yang berfungsi dari mereka tentulah
orang-orang yang menyelidikinya dari mereka akan mengetahuinya. Kalau tiada kurnia ALLAH
atasmu dan rahmat-NYA, tentulah kamu sudah mengikuti setan kecuali sedikit saja.
Mematuhi ALLAH ialah mematuhi hukum Alquran yang disampaikan Rasul, maka mematuhi hukum demikian adalah mematuhi ALLAH. Banyak orang yang mengatakan dirinya patuh namun tidak menyampaikan Ayat Alquran yang disampaikan Rasul tapi yang mereka namakan dengan Hadis Nabi. ALLAH menuliskan semua yang mereka sampaikan itu untuk perhitungan risiko pasti, Alquran cukup sempurna selaku sumber hukum untuk disampaikan bahkan tanpa kontradiksi antara sesama Ayatnya begitupun dengan keadaan yang berlaku dalam sejarah alam semesta.
Dalam masyarakat Islam, segala sesuatu harus diserahkan kepada ahlinya yaitu yang berhak menurut milik, ilmu atau kepandainnya, bukan menurut kedudukan, keturunan, atau derajat terpandang. Karena itu Islam adalah agama yang mengajar orang menempatkan sesuatu pada posisi wajar yang dijadikan motto: "The Right man on the Right place."
Dan Islam sangat membenci sikap "Right or Wrong my country" yaitu sikap asal saja untuk keuntungan negeri dengan memakai segala cara dan jalan. Islam bukan bersikap nasional tetapi internasional di mana orang-orang yang menganut satu ide saling membantu dengan jiwa persaudaraan, dan membenci atau sekurang-kurangnya tidak menyukai penganut ide lain walaupun saudara kandungnya dari ibu bapak yang sama.
Karena itu, Islam bukanlah agama yang membenarkan sistem feodal dan kerajaan yang sifatnya pusaka keturunan, juga tidak membenarkan facisme yang didasarkan atas kekuatan tentara, lalu menjajah semua daerah yang dapat dikuasai tanpa norma hukum yang diturunkan ALLAH.
Dalam kehidupan sehari-hari tentulah dibutuhkan lingkungan daerah kekuasaan di mana berlaku hukum dan pengabdian untuk ALLAH sendiri-NYA. Dalam daerah itu juga harus ada pemimpin tertinggi bagi pelaksanaan hukum, begitupun pemimpin-pemimpin lain yang memimpin bidang-bidang khusus tertentu, seperti bidang ekonomi, pertahanan, pelajaran, luar negeri dan sebagainya. Masing-masing pemimpin ini disebut Ulil Amri pada Ayat 4/59 dan 4/83 namun semuanya adalah orang-orang pilihan didasarkan atas kepatuhan pada hukum ALLAH, kesanggupan dan keahliannya. Sumber hukum bagi pemilihan mereka yaitu Ayat 3/159 dan 42/38 yang menyatakan segala sesuatu harus melalui putusan musyawarah. Maka contoh dan ciri bagi mereka yang hendak dipilih ialah:
وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ
وَالْأَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَلِكَ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاء إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ
35/28. Dan dari manusia dan makhluk berjiwa serta ternak, berbeda warnanya seperti itu. Bahwa yang takut
pada ALLAH dari hamba-hamba-NYA ialah para sarjana. Bahwa ALLAH mulia lagi pengampun.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُ
وباً وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
49/13. Wahai manusia, bahwa KAMI menciptakan kamu dari lelaki dan perempuan, dan KAMI jadikan kamu
berlingkungan dan bergolongan agar kamu saling mengenal. Bahwa kamu yang lebih mulia pada
ALLAH ialah kamu yang lebih insyaf. ALLAH mengetahui lagi pemberi kabar.
Jadi yang takut pada ALLAH ialah Ulama yaitu para sarjana, demikian kesimpulan tentang Islam yang sungguh semua ajaran dan hukumnya mengandung nilai ilmiah. Semakin tinggi pengetahuan seseorang tentang hidup dan materi maka dia jadi semakin takut pada ALLAH.
Keadaan itu tentulah ditimbulkan oleh keinsyaan yang dia peroleh dengan pengetahuan tersebut hingga dia lebih mulia menurut penilaian ALLAH. Akhirnya benarlah pendapat yang menyatakan bahwa Theology adalah puncak sains sesuai dengan maksud Ayat 81/26, 81/27 dan 112/2 bahwa ALLAH adalah tujuan samadi, ujung dari segala pemikiran, keplanet manapun manusia pergi, akan ternyata ketentuan yang tercantum dalam Alquran benar-benar cocok dengan pemikiran.
sumber :myquran.org
BERSAMA KEPIMPINAN ULAMAK
CALON RAKYAT UNTUK RAKYAT
Zulkefly Mohamad bin Haji Omar Lulusan : Ijazah Master (Master In Science – Corporat Comm. Universiti Putra Malaysia)
Pekerjaan : Ahli Perniagaan
Umur : 45 Tahun
Jawatan Parti
Pesuruhjaya PAS Negeri Sembilan (2007 - )
Mantan Timbalan Pesuruhjaya (2005-2007)
Mantan Pengurus Pembangunan Bisnes Telekom
Jawatan Lain
Pengerusi No Incinerator Broga
Timbalan Pengerusi Teras Pengupayaan Melayu N.Sembilan.
Takbir ! Allahuakbar ! Allahuakbar ! Allahuakbar !
THE TREE-ACTING BY TGNA NIK AZIZ NIK MAT
Labels:
Aku Di Bumi Allah
Brought To you by 15malaysia.com.
Sama-sama ambil iktibar.
XML BLOGGER TEMPLATE
Labels:
Aku Di Bumi Allah
Kalau yang macam ni anda boleh dapatkan di http://www.btemplates.com, cara nak install pun sama dengan yang bawah ni.
Selamat mencuba.
XML BLOGGER TEMPLATE
Labels:
Aku Di Bumi Allah
Banyak lagi XML blogger template yang anda boleh dapatkan di http://www.bietemplates.com.
Rasuah : Malaysia Lebih Hebat Dari ISRAEL...
Labels:
Politik
Rasuah: Malaysia merudum lagi, negara Islam tercorot
KUALA LUMPUR, 25 Sept: Ketika Pulau Pinang diiktiraf kerana usahanya memerangi rasuah oleh Transparency International (TI), Malaysia terus merudum dalam Indeks Persepsi Rasuah apabila berada pada kedudukan ke-47 pada tahun 2008 berbanding tangga ke 43 pada tahun 2007.
Malah, kedudukan Malaysia lebih buruk dari Israel yang dilabel sebagai entiti haram pengganas dan negara yang dianggap kurang membangun seperti Botswana dan Bhutan. Israel berada pada kedudukan ke-33, Botswana ke-36 manakala Bhutan berada pada kedudukan ke-45.
Paling mendukacitakan ialah apabila indeks yang dikelaurkan oleh TI itu menunjukkan negara-negara umat Islam tidak mengamalkan ajaran Islam yang memerangi rasuah.
Negara-negara seperti Somalia, Iraq, Afghanistan dan Sudan berada di tangga paling bawah. Somalia berada di kedudukan tercorot iaitu ke-180, Iraq ke-178, Afghanistan ke-176 dan Sudan ke-173.
Negara yang berada di tempat teratas ialah Denmark diikuti oleh New Zealand, Sweden dan Singapura.
Di Malaysia, negara menanggung kerugian sebesar RM10 bilion setahun akibat rasuah - iaitu jumlah yang mencukupi untuk membina lebih dari 150,000 kos rendah jika diambilkira permohonan Persatuan Pemaju Hartanah dan Perumahan Malaysia (Rehda) kepada kerajaan untuk menaikkan harga rumah kos rendah kepada RM60,000.
Dalam laporannya, TI membangkitkan amalan keluar masuk yang berterusan di antara bidang politik dan perniagaan di mana pihak tertentu bertukar-tukar tempat dari kedudukan sebagai ahli politik kepada ahli perniagaan atau dari ahli perniagaan kepada ahli politik dan terus keluar masuk di antara kedua-dua bidang itu.
Keadaan itu, menurut TI, mengakibatkan pengaruh yang negatif kepada konsep semak dan imbang.
Laporan tersebut juga menyatakan bahawa hubungan serba kompleks antara politik, sektor awam dan sektor swasta itu mungkin mengakibatkan rasuah berlaku dengan bebas tanpa sebarang hukuman.
Presiden Transparency International Malaysia (TI-M), Datuk Paul Low berkata, usaha mencegah rasuah di negara ini tidak ubah seperti melepas batuk di tangga sahaja jika tidak dilaksanakan tindakan drastik untuk memisahkan hubungan selesa antara kerajaan, perniagaan dan politik.
Low berkata, Suruhanjaya Pencegahan Rasuah Malaysia (SPRM) pula tidak memperlihatkan hasil yang diinginkan dan orang ramai menganggap suruhanjaya itu mengamalkan penyiasatan dan pendakwaan secara berpilih-pilih.
Satu-satunya sisi yang positif dari laporan tersebut mengenai Malaysia ialah pengiktirafan yang diberikan kepada kerajaan Pulau Pinang dalam memerangi rasuah.
Ketua Menteri Pulau Pinang, Lim Guan Eng menyatakan pihaknya menerima pujian itu dengan rendah hati.
Beliau juga mengumumkan bahawa Pulau Pinang berjaya mengurangkan RM36 juta atau 12 peratus perbelanjaan operasi hasil usaha memerangi rasuah itu.
KUALA LUMPUR, 25 Sept: Ketika Pulau Pinang diiktiraf kerana usahanya memerangi rasuah oleh Transparency International (TI), Malaysia terus merudum dalam Indeks Persepsi Rasuah apabila berada pada kedudukan ke-47 pada tahun 2008 berbanding tangga ke 43 pada tahun 2007.
Malah, kedudukan Malaysia lebih buruk dari Israel yang dilabel sebagai entiti haram pengganas dan negara yang dianggap kurang membangun seperti Botswana dan Bhutan. Israel berada pada kedudukan ke-33, Botswana ke-36 manakala Bhutan berada pada kedudukan ke-45.
Paling mendukacitakan ialah apabila indeks yang dikelaurkan oleh TI itu menunjukkan negara-negara umat Islam tidak mengamalkan ajaran Islam yang memerangi rasuah.
Negara-negara seperti Somalia, Iraq, Afghanistan dan Sudan berada di tangga paling bawah. Somalia berada di kedudukan tercorot iaitu ke-180, Iraq ke-178, Afghanistan ke-176 dan Sudan ke-173.
Negara yang berada di tempat teratas ialah Denmark diikuti oleh New Zealand, Sweden dan Singapura.
Di Malaysia, negara menanggung kerugian sebesar RM10 bilion setahun akibat rasuah - iaitu jumlah yang mencukupi untuk membina lebih dari 150,000 kos rendah jika diambilkira permohonan Persatuan Pemaju Hartanah dan Perumahan Malaysia (Rehda) kepada kerajaan untuk menaikkan harga rumah kos rendah kepada RM60,000.
Dalam laporannya, TI membangkitkan amalan keluar masuk yang berterusan di antara bidang politik dan perniagaan di mana pihak tertentu bertukar-tukar tempat dari kedudukan sebagai ahli politik kepada ahli perniagaan atau dari ahli perniagaan kepada ahli politik dan terus keluar masuk di antara kedua-dua bidang itu.
Keadaan itu, menurut TI, mengakibatkan pengaruh yang negatif kepada konsep semak dan imbang.
Laporan tersebut juga menyatakan bahawa hubungan serba kompleks antara politik, sektor awam dan sektor swasta itu mungkin mengakibatkan rasuah berlaku dengan bebas tanpa sebarang hukuman.
Presiden Transparency International Malaysia (TI-M), Datuk Paul Low berkata, usaha mencegah rasuah di negara ini tidak ubah seperti melepas batuk di tangga sahaja jika tidak dilaksanakan tindakan drastik untuk memisahkan hubungan selesa antara kerajaan, perniagaan dan politik.
Low berkata, Suruhanjaya Pencegahan Rasuah Malaysia (SPRM) pula tidak memperlihatkan hasil yang diinginkan dan orang ramai menganggap suruhanjaya itu mengamalkan penyiasatan dan pendakwaan secara berpilih-pilih.
Satu-satunya sisi yang positif dari laporan tersebut mengenai Malaysia ialah pengiktirafan yang diberikan kepada kerajaan Pulau Pinang dalam memerangi rasuah.
Ketua Menteri Pulau Pinang, Lim Guan Eng menyatakan pihaknya menerima pujian itu dengan rendah hati.
Beliau juga mengumumkan bahawa Pulau Pinang berjaya mengurangkan RM36 juta atau 12 peratus perbelanjaan operasi hasil usaha memerangi rasuah itu.
Bonus raya Kerajaan Pakatan Rakyat Kedah RM500 Bayar Serentak Sebelum Raya
Labels:
Politik
Kerajaan Kedah hari ini mengumumkan pembayaran bonus Hari Raya sebanyak RM500 kepada kesemua 5,300 penjawat awam kumpulan sokongan yang berkhidmat di bawah pentadbiran kerajaan negeri itu.
Menteri Besar Datuk Seri Azizan Abdul Razak berkata, pembayaran bonus hari raya itu melibatkan peruntukan kerajaan sebanyak RM2.65 juta dan akan dibayar secara serentak esok.
Bayaran bonus itu diberi kepada semua penjawat awam kumpulan sokongan termasuk yang berkhidmat secara kontrak, sambilan dan sementara, katanya kepada pemberita selepas mesyuarat exco kerajaan negeri di Alor Setar.
Azizan juga berkata kerajaan negeri akan menganjurkan Majlis Rumah Terbuk pada 24 Sept ini di kediaman rasminya di Sri Mentaloon.
Di Shah Alam, Menteri Besar Selangor Tan Sri Abdul Khalid Ibrahim mengumumkan pembayaran yang sama kepada 9,000 penjawat awam negeri itu yang akan dibuat sebelum Hari Raya.
Kerajaan pusat telah mengumumkan pembayaran saguhati RM500 kepada semua penjawat awam kumpulan sokongan yang akan dibuat dalam dua ansuran. BERNAMA
Melayu sertai DAP bukan ancaman-Harakah
Labels:
Politik
KOTA BHARU – Mursyidul Am Pas, Datuk Nik Abdul Aziz Nik Mat tidak bimbang dengan langkah DAP Selangor yang membuka keahlian kepada orang Islam yang turut disokong oleh Pesuruhjaya Pas Selangor Datuk Dr Hassan Mohd Ali.
Beliau berkata, langkah itu bukanlah satu ancaman bagi Pas kerana DAP dan parti itu serta Parti Keadilan Rakyat (PKR) bergabung dalam satu pakatan.
“Dia (DAP) nak buka tu buka la. Orang nak terima itu dia punya fasal. Kalau nak sebut masalah ancaman tu biar dulu kerana DAP, Pas, PKR sedang bergabung dalam satu pakatan,” katanya kepada pemberita ketika ditemui selepas merasmikan :Majlis Pelancaran Kutipan Wakaf/Dera Tapa Masjid Al-Hussain bandar Baru Tunjung dekat sini, semalam.
:Beliau berkata demikian ketika diminta mengulas Penubuhan cawangan Melayu pertama parti DAP di Selangor.
:Kelmarin akhbar melaporkan Dr Hassan menyifatkan penubuhan itu sebagai satu fenomena biasa bagi Pas.
Dr Hassan dilaporkan berkata, kemasukan bangsa Melayu dalam DAP juga dilihat ada kebaikannya untuk jangka masa panjang.
Pengerusi Jawatankuasa Tetap Hal Ehwal Islam, Adat Melayu, Infrastruktur dan Kemudahan Awam Selangor itu berkata ia adalah hak individu dan tidak boleh dihalang.
“DAP juga parti komponen dalam Pakatan Rakyat dan mungkin kemasukan Melayu ke dalam parti itu ada kebaikan untuk jangka masa panjang,” katanya.
Pesuruhjaya Pas Selangor itu berkata, biarpun ia cawangan pertama DAP yang dianggotai oleh majoriti kaum Melayu namun ia tidak menggambarkan Pas dan PKR tidak mampu menarik Melayu ke dalam parti komponen berkenaan.
Sementara itu, mengulas mengenai Pilihan raya Kecil Dewan Undangan Negeri Bagan Pinang, Nik Abdul Aziz berkata, beliau berharap pengundi akan terus menyokong calon Pakatan Rakyat yang dicalonkan untuk bertanding kerusi tersebut.
“Saya berdoa mudah-mudahan pengundi di Bagan Pinang kalau calon Pas undi Pas, PKR undi PKR. Kita ikut calon terdahulu,” katanya.
“Dia (DAP) nak buka tu buka la. Orang nak terima itu dia punya fasal. Kalau nak sebut masalah ancaman tu biar dulu kerana DAP, Pas, PKR sedang bergabung dalam satu pakatan,” katanya kepada pemberita ketika ditemui selepas merasmikan :Majlis Pelancaran Kutipan Wakaf/Dera Tapa Masjid Al-Hussain bandar Baru Tunjung dekat sini, semalam.
:Beliau berkata demikian ketika diminta mengulas Penubuhan cawangan Melayu pertama parti DAP di Selangor.
:Kelmarin akhbar melaporkan Dr Hassan menyifatkan penubuhan itu sebagai satu fenomena biasa bagi Pas.
Dr Hassan dilaporkan berkata, kemasukan bangsa Melayu dalam DAP juga dilihat ada kebaikannya untuk jangka masa panjang.
Pengerusi Jawatankuasa Tetap Hal Ehwal Islam, Adat Melayu, Infrastruktur dan Kemudahan Awam Selangor itu berkata ia adalah hak individu dan tidak boleh dihalang.
“DAP juga parti komponen dalam Pakatan Rakyat dan mungkin kemasukan Melayu ke dalam parti itu ada kebaikan untuk jangka masa panjang,” katanya.
Pesuruhjaya Pas Selangor itu berkata, biarpun ia cawangan pertama DAP yang dianggotai oleh majoriti kaum Melayu namun ia tidak menggambarkan Pas dan PKR tidak mampu menarik Melayu ke dalam parti komponen berkenaan.
Sementara itu, mengulas mengenai Pilihan raya Kecil Dewan Undangan Negeri Bagan Pinang, Nik Abdul Aziz berkata, beliau berharap pengundi akan terus menyokong calon Pakatan Rakyat yang dicalonkan untuk bertanding kerusi tersebut.
“Saya berdoa mudah-mudahan pengundi di Bagan Pinang kalau calon Pas undi Pas, PKR undi PKR. Kita ikut calon terdahulu,” katanya.
TGNA: Masalahnya Bukan DAP, Tapi Orang Islam Sendiri..!-Perisik Rakyat
Labels:
Politik
Mursyidul Am Pas, Datuk Nik Abdul Aziz Nik Mat berkata, hukuman sebat yang dijatuhkan kepada model sambilan Kartika Sari Dewi Shukarnor, 32, perlu dilaksanakan walaupun negara berhadapan kecaman dunia luar. :
Nik Abdul Aziz berkata, Malaysia tidak perlu tunduk kepada dunia luar sebaliknya perlu patuh kepada ajaran Islam.
“Dunia luar ini dunia Yahudi. Kita mesti tunduk kepada agama bukan kepada dunia luar. Buat apa kita duk sibuk dengan dunia luar. Mereka ini kalau kita tak minum arak pun mereka kata kita tak pandai nak berkawan.
“Bagi mereka yang pandai berkawan ini minum arak, dadah. Kalau boleh bawa perempuan berseronok itu baru dunia luar seronok tapi hati perut kita sebagai hamba Allah takkan kita nak takut kepada dunia luar,” katanya kepada pemberita ketika ditemui di pejabatnya di Kota Darul Naim.
Beliau berkata, kita perlu beritahu dunia luar cara yang betul dan bukan dengan cara mengikut kehendak mereka.
“Sebab itu dua tiga hari baru ini saya buat kenyataan keluar dalam Sinar Harian bermakna kita perlu cuba bebaskan diri daripada menjadi pak turut Eropah.
“Cuba ajar diri jadi pak turut Nabi Muhamad SAW. Kalau kita tanya dunia luar bukan mereka setuju, pedulikan mereka. Hak dia (barat) nak kata, biar dia kata. Tapi kewajipan orang Islam ni kena jawab.
“Kita tak boleh sekat mulut orang tapi kita jawab. Mana boleh kita nak ikut orang lain,” katanya.
Beliau berkata demikian ketika diminta mengulas kecaman yang dibuat negara luar dan media asing ekoran hukuman enam sebatan dan denda RM5,000 oleh Mahkamah Tinggi Syariah Kuantan atas kesalahan minum arak di khalayak ramai.
Beliau berkata, hukuman sebat di dalam Islam bukan empat atau lima sebatan sebaliknya hukumannya 80 rotan.
“Dan rotan dalam Islam ni rotan bukan untuk suruh sakit tapi untuk malu. Hudud ni Kelantan dah buat. Kami berbincang dengan ramai tokoh termasuk Ketua Hakim sekarang.
“Kami dah buat dah draf dan lulus kerajaan negeri tetapi kerajaan pusat (dulu) kata kalau buat juga benda ini akan diambil tindakan,” katanya.
Menteri Besar Kelantan itu berkata, tetapi sekiranya pembangkang (Pakatan Rakyat) menguasai tampuk pemerintahan ia akan dilaksanakan.
“Bila kita yang sekarang ini dipanggil pembangkang menguasai Kuala Lumpur pandai la kita buat. Dia (Kerajaan Pusat) nak kata apa dah.
“Usaha akan terus dilakukan sehingga kiamat. Kalau DAP tak nak terima kita akan tanya di mana tidak kena dan sekiranya dia boleh beritahu di mana saya akan terima,” katanya.
Beliau bagaimanapun berkata, apa yang menjadi masalah sekarang bukan DAP tetapi orang Islam sendiri.
Sumber dari SINAR HARIAN 11/09/2009
Keadilan Saidina Umar Al-Khattab Terhadap Rumah Ibadah Agama Lain-Perisik Rakyat
Labels:
Aku Di Bumi Allah
Saya ingin mengambil kesempatan ini untuk mengemukakan sebuah kisah dari zaman pemerintahan Saidina Umar Al-Khattab (r.a) untuk tatapan dan renungan tuan-tuan sekalian.
Melalui pendedahan ini, adalah diharap sebahagian dari ummat Islam yang tidak memahami konsep keadilan Islam terhadap agama lain, akan sedikit sebanyak dapat memikirkan kembali sikap dan pendirian mereka itu.
Kisah yang ingin dikemukakan adalah kisah Saidina Umar dan Kanisah (gereja) Al-Qiamah yang terletak di Quds. Kisah ini adalah petikan dari muka surat 114, kitab Itmam al-Wafa’ fi sirah al-Khulafa’, tulisan as-Syeikh Muhammad bin al-Afifi al-Banjuri, Darul Ibnu Hazim.
“Dan apabila masuknya Saidina Umar ke dalam kota, maka masuklah beliau ke dalam Kanisah (gereja) al-Qiamah, dan beliau duduk di ruang utama gereja tersebut . Setelah tiba waktu solat asar, maka berkata Saidina Umar kepada Patriach Kanisah tersebut, “Saya ingin mengerjakan solat.” Jawab Patriach: “Solat sahajalah di sini”.
Tetapi Umar menolak cadangan Patriach dan solat (di luar) di tangga yang berada di hadapan pintu gereja tersebut secara bersendirian. Selepas beliau menyelesaikan solat asar, beliau (masuk kembali lalu) berkata kepada Patriach al-Quds :
- “Sekiranya saya mengerjakan solat tadi di dalam gereja tuan, saya merasa pasti bahawa ummat islam pada zaman akan datang akan menyatakan bahawa Saidina Umar mengerjakan solat di dalam gereja ini, maka kita boleh menukarkan gereja ini kepada masjid untuk melaksanakan solat di dalamnya”.
Sehubungan dengan itu, sekiranya ummat Islam adalah peroboh kuil, gereja dan synagogue seperti yang didakwa oleh musuh-musuh Islam dan turut dipercayai oleh segolongan ummat Islam yang jahil, sudah pasti Saidina Umar akan bertindak sebaliknya. Maka amatlah malang sekiranya ummat Islam sendiri tidak memahami konsep keadilan yang dipertahankan oleh Islam sepertimana yang telah dizahirkan oleh Saidina Umar. Konsep keadilan ini meliputi berbagai perkara, termasuklah keadilan terhadap orang bukan Islam sendiri.
Khalifah-Khalifah Islam sebelum mengutus tentera Islam sentiasa berpesan supaya tidak dibunuh kanak-kanak, orang tua, orang yang berlindung ditempat-tempat peribadatan dan tidak diroboh rumah-rumah peribadatan mereka. Begitu juga, tidak dibunuh haiwan ternakan kecuali untuk dimakan dan tidak dimusnahkan tanam-tanaman dan menebang pokok-pokok tanpa alasan.
Keadilan yang sebeginilah yang melonjakkan ummat Islam ke kedudukan istimewa satu ketika dahulu! Bukan kekejaman dan bukan kezaliman.
Menurut kisah ini juga, maka adalah jelas bahawa Saidina Umar memasuki gereja dan berbincang dengan Patriach di dalamnya. Dengan itu, adalah diharapkan tiada pula dari golongan jahil yang akan menggelar Saidina Umar dengan gelaran ‛Umar Gereja’ di atas sebab ini.
Saya sememangnya cukup hairan dengan sikap sebahagian dari ummat Islam dewasa ini.
Mereka berhajat besar untuk memimpin dunia, tetapi tidak menzahirkan sikap yang memungkin cita-cita ini tercapai. Terlalu banyak yang disensitifkan sehinggakan tidak mungkin berbincang dan berunding dengan yang bukan Islam sama sekali. Manakan mungkin menjadi pemimpin dunia yang majoritinya bukan Islam, sekiranya kita sendiri tidak mampu untuk berinteraksi bersama mereka bagi membuktikan keadilan Islam itu sememangnya untuk semua.
Wallahu a'lam
KHALID SAMAD
Kisah Ramlee, Ajis dan Sudin @ Tahanan ISA-Kedahlanie
Labels:
Politik
Ada sekumpulan anak-anak pergi berhari raya..
Ramlee, Ajis dan Sudin pergi pusing keseluruh kampung untuk beraya sambil mengumpul duit raya..
Dari pagi hinggalah ke petang..
Sebaik saja pukul 5 mereka pun berteduh di bawah sepohon pokok..
Sambil mengira 'HASIL' kutipan duit raya pada hari ini..
Tiba-tiba..
Seorang gengster Kampung Dusun muncul ntah dari mana..
Sarip Dol namanya..
Tanpa banyak bicara Sarip Dol telah merampas kesemua duit raya itu..
Ramlee,Ajis dan Sudin hanya terkebil-kebil..
Takut nak melawan,maklumla..
Sarip Dol anak JKKK Kampung Dusun ni..
Sarip Dol kata mereka tak berhak keatas duit ini kerana,
Mereka mencuri dari setiap rumah yang mereka pergi beraya..
Belum sempat Ramlee,Ajis dan Sudin hendak membalas tuduhan itu..
Sepak terajang hinggap ke muka mereka..
Diam la mereka..
Tak berani bersuara lagi,maklumla..
Sarip Dol anak JKKK Kampung Dusun ni..
Tapi hari ini..
Selepas 7 tahun berlalu,
Sarip Dol telah menghantar wakilnya..
Untuk menyerahkan kembali Duit Raya yang dirampas dahulu,
Maka terpinga-pingalah Ramlee, Ajis dan Sudin..
Kenapa bila lagi 4-5 hari sebelum raya
Tiba-tiba Sarip Dol pulangkan duit raya yang dirampasnya dulu..
Itupun nilainya tidak cukup..kurang 9 ringgit
Rupa-rupanya..
Jawatan ketua kampung akan dipertandingkan selepas Hari Raya..
Ramlee, Ajis dan Sudin anak kepada penduduk Kampung Dusun ini juga..
Jadi bapa Sarip Dol menyuruh agar Sarip Dol berkelakuan baik..
Dan cover balik segala kejahatannya dahulu..
Supaya penduduk kampung ini 'MEMILIH' nya bila tiba hari pemilihan besok.
Bila diketahui sahaja niat Sarip Dol ni..
Ramlee, Ajis dan Sudin hanya diam dan..
HAQ PTUIH!!!
Moral: Takyah nak terima kasih dengan Hisyamuddin pasal pembebasan tahanan ISA ni.Tiada sebab untuk berterima kasih.Mereka yang menangkap,kewajipan mereka untuk membebaskan tahanan ISA ini. Terutamanya terbukti mereka tidak bersalah..
Sapa-sapa blogger yang ucap terima kasih dalam blog masing-masing dimohon..
TARIK BALIK!!! dan..Terima Kasih
Author FaethalSapa-sapa blogger yang ucap terima kasih dalam blog masing-masing dimohon..
TARIK BALIK!!! dan..Terima Kasih
Nik Aziz sifatkan orang tolak Islam 'macam setinggan'
Labels:
Perundangan Islam
KOTA BHARU - Mursyidul Am Pas, Datuk Nik Abdul Aziz Nik Mat menyifatkan orang yang menolak dasar Islam dan memperjuangkan dasar kebangsaan sebagai 'setinggan di bumi ini'.Katanya, sebagai hamba Allah manusia ini tidak boleh buat akidah kerana apabila manusia menolak Islam dia sudah bertaraf setinggan dan Pas sendiri Pas tidak membuat sebarang akidah.
Menurut Nik Aziz, UMNO dianggap sebagai tinggal tanpa izin di atas bumi Allah kerana mereka mencipta dasar yang tidak selaras dengan dasar Islam
“Kalau hukum dunia, setinggan ini perlu dirobohkan, dihalang. Pas satu sahaja yang dibuatnya iaitu meniru keputusan yang dibuat oleh Allah mengenai akidah. Pas tidak ada hak untuk membuat akidahnya sendiri. Jadi Islam ini bukan pandai-pandai buatan Pas.
“Bila UMNO buat akidah yang bernama akidah UMNO, dia sudah buat benda palsu. Tapi kalau pun kita ada dasar iaitu dasar parti dan dasar parti kita itu mesti selaras dengan akidah Islam. Dasar parti yang selaras dengan akidah Islam tidak akan menimbulkan masalah,” katanya kepada pemberita ketika ditemui di pejabatnya di Kota Darul Naim, semalam.
Beliau berkata demikian bagi mengulas kenyataan Perdana Menteri Datuk Seri Najib Tun Razak yang meminta Pas supaya tidak sepatutnya mempertikai dan mempersoalkan akidah orang UMNO kerana mereka juga sebenarnya adalah orang Islam.
Menteri Besar Kelantan itu berkata, mana-mana dasar yang tidak selaras dengan akidah Islam maka dasar itu hendaklah ditolak.
“Sebab itu saya selalu menegur UMNO supaya mengubah dasar kepada dasar Islam. Dasar Islam itulah yang selaras dengan akidah Islam.
“Percubaan untuk mengajak saya berbincang atau berunding sebab itu saya jawab nak runding apa, ini perkara lama. Kalau runding soal royalti saya setuju la. Setiap orang mukmin itu aktivitinya ialah 'lillah', berdasarkan kepada syahadah," katanya.
Hakim sahkan artikel 72, Nizar MB yang sah!
Labels:
Politik
Dewan Pemuda PAS Negeri Perak (DPPN Pk) tidak terkejut dengan keputusan Hakim Mahkamah Tinggi, Datuk Azahar Mohamed yang memutuskan mahkamah tidak ada kuasa untuk mendengar permohonan Sivakumar kerana ianya melanggar Artikel 72 Perlembagaan Persekutuan yang menyatakan kesahihan sebarang prosiding dalam Dewan Undangan Negeri (DUN) di mana-mana negeri tidak boleh dipersoalkan oleh mana-mana mahkamah walaupun tidak melihat apakah yang berlaku di dalam DUN.
Malah DPPN Pk amat bersetuju bahawa Sivakumar sebagai Speaker DUN Perak telah mengikuti semua paraturan di dalam membuat keputusannya terhadap penggantungan dan denda terhadap Zambry dan 6 Exconya adalah sah mengikut Artikel 72 Perlembagaan Persekutuan tersebut.
Perkara ini jelas bertentangan apabila Zambry dan 6 Exconya melanggari keputusan yang telah dibuat oleh Jawatankuasa Hak dan Kebebasan DUN Perak.
DPPN Pk juga amat berkeyakinan bahawa Artikel 72 Perlembagaan Persekutuan itu juga mengesahkan bahawa Datuk Seri Ir. Mohammad Nizar Jamaluddin adalah Menteri Besar Perak yang sebenar dan sah di sisi Undang-Undang kerana penggugurannya telah dibuat di luar DUN Perak.
DPPN Pk meragui keputusan 3 orang Hakim Mahkamah Rayuan semasa menolak pengesahan Datuk Seri Nizar sebagai Menteri Besar yang sah tanpa dokumen bertulis amat tidak mempertegaskan Artikel 72 Perlembagaan Persekutuan ini.
Oleh yang demikian, DPPN Pk amat berkeyakinan dengan keputusan Hakim Mahkamah Tinggi tersebut bahawa keputusan kelak akan bersama dengan Pakatan Rakyat untuk terus menerajui Pentadbiran Kerajaan Negeri Perak.
Timbalan Ketua,
Dewan Pemuda PAS Negeri Perak.
PM kata UMNO adalah Parti Islam Sebenar
Labels:
Politik
Najib tegaskan Umno adalah parti Islam sebenar
SIK: Perdana Menteri, Datuk Seri Najib Razak berkata, Umno adalah sebuah parti Islam yang sebenar walaupun ia tidak menggunakan label Islam dalam membela dan merancang pembangunan umat Islam dan negara ini.
Katanya, Umno sememangnya membela dan menaikkan taraf hidup umat Islam dengan membasmi kemiskinan menerusi pelbagai program kerajaan terutamanya menerusi rancangan Felda.
"Dalam Islam, kemiskinan itu menghampiri kekufuran dan Umno sejak 53 tahun yang lalu berusaha membasmi kemiskinan di kalangan umat Islam dengan membuka tanah rancangan Felda dan adakah ini bukan tuntutan Islam?," katanya ketika menghadiri majlis Rahmat Ramadan di Felda Teloi Timur di sini, hari ini.
Beliau berkata, kerajaan Barisan Nasional (BN) pimpinan Umno membangunkan negara ini bagi melahirkan umat Islam yang dihormati dan bermaruah dengan pembangunan negara, teknologi dan ketenteraan yang termaju.
"Kita tidak perlu label "membangun bersama Islam" kerana kita sudah lama memperjuangkan Islam dan telah memberi keselesaan hidup kepada umat Islam kerana kita tidak mahu umat Islam miskin dan tidak ada kekuatan," katanya.
Perdana Menteri juga berkata, Islam juga menuntut perubahan umatnya daripada yang baik kepada lebih baik dan itulah yang dilakukan oleh Umno.
"Kita sentiasa membela nasib rakyat daripada yang baik kepada lebih baik, jika dulu kita bermula dari Lurah Bilut (Felda Lurah Bilut) daripada golongan yang tidak mempunyai tanah kepada golongan yang mempunyai tanah sebanyak 10 ekar.
"Secara kebetulan ayah saya (Tun Abdul Razak) yang menubuhkan Felda, dia berjalan dengan tongkat dan bush jaket beratus-ratus batu semata-mata untuk memberi tanah dan membasmi kemiskinan rakyat," katanya.
Najib juga berkata, umat Islam haruslah mengambil iktibar dengan pelbagai peristiwa kemenangan Islam dalam bulan Ramadan termasuklah peristiwa perang Badar.
"Bulan Ramadan membentuk peribadi dan kekuatan untuk kejayaan Islam dan tidak ada sebab kita tidak boleh berjaya jika kita berusaha," katanya.
Pada majlis itu, Najib bersama isteri, Datin Seri Rosmah Mansor; Menteri Kemajuan Luar Bandar dan Wilayah, Datuk Seri Mohd Shafie Apdal dan pemimpin Umno negeri berbuka puasa bersama kira-kira 5,000 peneroka Felda dari Kedah dan Perlis.
Perdana Menteri kemudiannya menyampaikan duit raya dan bantuan khas kepada peneroka Felda berkenaan. - Bernama
Katanya, Umno sememangnya membela dan menaikkan taraf hidup umat Islam dengan membasmi kemiskinan menerusi pelbagai program kerajaan terutamanya menerusi rancangan Felda.
"Dalam Islam, kemiskinan itu menghampiri kekufuran dan Umno sejak 53 tahun yang lalu berusaha membasmi kemiskinan di kalangan umat Islam dengan membuka tanah rancangan Felda dan adakah ini bukan tuntutan Islam?," katanya ketika menghadiri majlis Rahmat Ramadan di Felda Teloi Timur di sini, hari ini.
Beliau berkata, kerajaan Barisan Nasional (BN) pimpinan Umno membangunkan negara ini bagi melahirkan umat Islam yang dihormati dan bermaruah dengan pembangunan negara, teknologi dan ketenteraan yang termaju.
"Kita tidak perlu label "membangun bersama Islam" kerana kita sudah lama memperjuangkan Islam dan telah memberi keselesaan hidup kepada umat Islam kerana kita tidak mahu umat Islam miskin dan tidak ada kekuatan," katanya.
Perdana Menteri juga berkata, Islam juga menuntut perubahan umatnya daripada yang baik kepada lebih baik dan itulah yang dilakukan oleh Umno.
"Kita sentiasa membela nasib rakyat daripada yang baik kepada lebih baik, jika dulu kita bermula dari Lurah Bilut (Felda Lurah Bilut) daripada golongan yang tidak mempunyai tanah kepada golongan yang mempunyai tanah sebanyak 10 ekar.
"Secara kebetulan ayah saya (Tun Abdul Razak) yang menubuhkan Felda, dia berjalan dengan tongkat dan bush jaket beratus-ratus batu semata-mata untuk memberi tanah dan membasmi kemiskinan rakyat," katanya.
Najib juga berkata, umat Islam haruslah mengambil iktibar dengan pelbagai peristiwa kemenangan Islam dalam bulan Ramadan termasuklah peristiwa perang Badar.
"Bulan Ramadan membentuk peribadi dan kekuatan untuk kejayaan Islam dan tidak ada sebab kita tidak boleh berjaya jika kita berusaha," katanya.
Pada majlis itu, Najib bersama isteri, Datin Seri Rosmah Mansor; Menteri Kemajuan Luar Bandar dan Wilayah, Datuk Seri Mohd Shafie Apdal dan pemimpin Umno negeri berbuka puasa bersama kira-kira 5,000 peneroka Felda dari Kedah dan Perlis.
Perdana Menteri kemudiannya menyampaikan duit raya dan bantuan khas kepada peneroka Felda berkenaan. - Bernama
Q & A on the Hudud and Qisas Enactment
Labels:
Perundangan Islam
1. What is the Hudud and Qisas Law?
Hudud and Qisas laws deal with offences and punishments that are interpreted by Muslim juristic scholars to be derived from the Qur’an and the Sunnah (of the prophet). Hudud literally means limit. According to some scholars, the word “hudud” is not used in the Qur’an specifically in terms of punishment. However juristic opinion has reduced hudud to mean mandatory punishment. Under Hudud law, theft, robbery, illicit sex, alcohol consumption and apostasy are considered offences. Punishment for these offences are corporal in nature, involving whipping, stoning to death and amputation of limbs. Qisas (law of retaliation) refers to offences that involve bodily injury or loss of life. The punishment is death or imprisonment, but compensation in the form of a sum of money or property (diyat and irsy) is accepted if the guardian of the victim forgives the offender. In Malaysia both Hudud and Qisas offences are contained in the set of legislation known as the Syariah Criminal Code Enactment. In Kelantan the law is formally called the Syariah Criminal Code (11) Enactment 1993 and was passed on November 25, 1993. In Terengganu the Syariah Criminal Offences (Hudud and Qisas) Bill was passed on July 8, 2002.
2. What offences are covered in the Kelantan and Terengganu Enactments?
Six offences are recognised under the Enactment as Hudud offences, namely:
- Sariqah (theft)
- Hirabah (robbery)
- Zina (unlawful carnal intercourse)
- Qazaf (accusation of zina which cannot be proved by four witnesses)
- Syurb (drinking liquor or intoxicating drink)
- Irtidad or riddah (apostasy)
- Syurb - is consumption of liquor or other intoxicating drinks. The act of consumption in itself regardless of whether a person is intoxicated by it, is punishable with whipping of not less that 40 stripes for first offenders, 80 stripes and imprisonment for repeat offenders.
- Sariqah (theft) - is punishable by the amputation of the offender’s right hand. For a second offender, amputation of his left leg and for a third and subsequent offender imprisonment as deemed fit by the court. However the offender shall not be liable for the above punishments if amongst others, the value of the stolen property is less than a prescribed sum, the owner of the stolen property failed to take adequate steps to protect his property, the property is freely available or the property is valueless in Islam e.g. liquor or entertainment equipment.
- Hirabah - For the crime of armed robbery, the punishment is:- death and thereafter crucifixion if the victim is killed and his or another person’s property is taken; or death if the victim is killed but no property is take; or amputation of the right hand and left leg if the victim is not killed or injured.
- Zina - is categorised under the Bill as:-illicit intercourse by an unmarried person with another person the punishment for which is whipping of 100 stripes and 1 year imprisonment; and adultery; the punishment for which is stoning until death.
- Qazaf - The Qur’anic injunction against qazaf is to prohibit the accusation of chaste women of zina (illicit intercourse). Under the Bill, any person who accuses another of illicit intercourse without bringing forth 4 adult male Muslim witnesses, is to be punished with whipping of 80 stripes. Section 9 specifically states that any person complaining of rape in a case where such rape is not proven shall be deemed to have committed qazaf. In relation to married couples, zina may be proven by unrebutted sworn allegation of a person against his/her spouse.
- Liwat - is defined under the Bill as sodomy by a man with another person who is not his wife. Liwat is to be proven in the same manner as zina.
- Irtidad or Riddah - The punishment for blasphemy or apostasy by an unrepentant offender is death and forfeiture of property.
5. Can Hudud punishment be reduced and adjusted?
Hudud punishment is mandatory. Section 50 of the Terengganu Enactment provides that hudud punishments may not be reduced, substituted, stayed or in any way varied. Nor can the offender be forgiven.
6. What is the difference in the notion of crime between Hudud and any secular penal code?
Under secular laws, an action is considered criminal if it brings about serious harm or death to another party or when there is victimization involved. The violation of private property rights, including bodily rights (as in physical assault and rape) is also construed to be a crime. Although Hudud and Qisas are informed by these premises, there are additional areas in the Islamic law which are outside the bounds of these justifications. For example, under secular law, a sexual relationship between consenting adults is not a crime as it does not bring injurious harm to another party. Drinking of alcohol is not a victimizing act, hence it is also not a crime. However, drunken driving is, as it can potentially cause serious harm to another party. The right to renounce one’s religion is also not a crime as it is considered a human right to religious freedom, with no repercussions of victimization. In contrast, Hudud law “criminalizes” all of these actions, namely, sex outside marriage, drinking of alcohol and the renouncement of the Islamic religion. Hudud proponents say that these laws are divinely ordained by God. However, the codification and formalization of these laws are mediated by human actions and subjected to human interpretations.
7. How can Hudud be subjected to human interpretations?
The hudud provisions have been formed through the opinions of jurists in Muslim jurisprudence. The methodology of interpretation that is used involves ijtihad (independent reasoning) and qiyas (analogy). Their views are further subjected to sanctions through a politico-legal process of ijma or consensus of the jurists or through majority opinion (jumhur). The founding of the four schools of jurisprudence by the four great imams (Abu Haniffa, Malik ibn Anas, Shaf’i and Hanbal) were all in the Abbasid period, stretching from the 8th to the 13th century, or 100 years after the Prophet’s death.
8. What other countries have a similar law?
Hudud laws were introduced in Pakistan in 1979 under the rule of General Zia ul-Haq. In Sudan President Numeiri introduced Hudud by replacing the old Penal Code of 1974 with the new Penal Code of 1983. In the new Penal Code of Sudan, Hudud offences such as adultery are unlawful and the punishment will vary for Muslims and non-Muslims and whether one was married or unmarried. In Nigeria the northern state of Zamfara was the first to introduce the Hudud law in January 2000. Nine other Muslim-majority states in Northern Nigeria have subsequently adopted the Hudud to a lesser or greater extent.
9. Is Hudud only applicable to Muslims?
In countries with a population that are not predominantly Muslim (e.g Nigeria and Sudan), the laws are not applicable to non-Muslims. In countries where non-Muslims are of very small minority or non-existent and where an Islamic state is established (such as in Saudi Arabia, Iran), Hudud offences and punishments are incorporated into the law of the land and apply to all citizens.
10. Is there a chance that Hudud may overstep the legal rights of non-Muslims?
In all likelihood it will. As Malaysia is a plural society and where the concentration of one ethnic community is not necessarily confined to one region or state there are bound to be clashes and overlaps in application. For example in any crime the victim and perpetrator may be of different religions. If the alleged rapist is a Muslim and the victim is a non-Muslim, there will be the question as to under what law the charge would be brought about. Under Hudud the alleged male perpetrator may stand to gain because of the impossibility of getting the testimonies of four Muslim male witnesses. Under Hudud, Muslims who commit robbery of property that is valueless in Islam e.g. liquor or entertainment equipment will have a chance of escaping any prosecution. In another worst-case scenario, such as in an incident of gang-rapes, where there are multiple perpetrators and victims (comprising Muslims and non-Muslims), eye-witness accounts of the rapes which may be offered by the victims would not be admissible as evidence as they may not be Muslim and male. In all of these hypothetical cases non-Muslims will stand to see justice taken away from them.
11. What effect will Hudud have on race relations?
The bleak scenario is that Muslim and non-Muslims will be forcibly divided not just in the cultural and social sense but in a legalistic sense too. A parallel legal system established exclusively for Muslims will lead to the enhancement of structural discrimination, where race and religion (and gender) can be legally invoked to justify unequal treatments and other unfair provisions in society. Eventually it will also lead to a geographical divide between Muslims and non-Muslims where one can expect an exodus of non-Muslims to more “non-Muslim” states or even emigration abroad.
12. What effect will Hudud have on gender relations?
Like race relations Hudud will also setback the struggle for gender equality in society. Many provisions in the Hudud discriminate against women. Women are not accepted as witnesses and women are also most likely to be prosecuted for slander if they are not able to prove rape. In cases of adultery, women on account of them being pregnant will immediately be charged for the offence while it will be impossible to charge the male partner because of the requirement of four male Muslim witnesses.
Evidence for rape is ocular evidence of four adult male witnesses or confession of the accused. The victim’s own statement has no testimonial value. Even if medical examination is taken and a sexual act has been proved to have taken place, the accused can still be acquitted. The woman is then convicted of zina. The onus is upon the victim to prove that she was not a consenting party to her rape. Even minors can be convicted of zina, unlike what is provided in the existing penal code, where consent of a minor is immaterial and statutory rape is applicable. In Pakistan, even twelve-year old victims of rape have received punishment for zina. In Pakistan today, there are hundreds of women in jail on charges of Hudud offences. This number is rapidly increasing and there is even a new jail in Larkana especially built for women.
13. Is Hudud law presently being implemented in this country?
Although the Kelantan State Assembly has passed the Syariah Criminal Enactment in 1993 it has yet to be implemented. So far nobody has been charged for the Hudud or Qisas offence.
14. Is the law constitutionally legal?
Criminal law is in federal hands. But the power to create and punish offences against the precepts of Islam has been assigned to the states by Schedule 9, List 2, Item 1. However, this power is still subjected to several restrictions. Syariah courts only have jurisdictions over persons professing the religion of Islam. Syariah courts also do not have jurisdiction in respect of offences “except in so far as conferred by federal law”, and also state authorities can only legislate for Islamic offences “except in regard to matters included in the Federal List”. As one legal expert Dr Shad Faruqi opines, this has made the Constitution “..hopelessly ambiguous”. He states that, “In Schedule 9, List 1, Item 4 it assigns the entire field of criminal law and procedure to the federal Parliament without specifying the areas permitted to the states.” As it stands now it appears that the states can enact laws for residual matters as khalwat, zina, drinking, not fasting or missing Friday prayers. But in the last two decades the state legislatures have also interpreted their powers expansively by enacting laws against homosexuality and apostasy. Law on apostasy is nevertheless a violation of the constitutional guarantee of freedom of religion in Article 11. Because of the ambiguous nature of the Constitution and irregular precedence set before, there is no clear legal opinion as to whether the Kelantan and Terengganu Enactments are outright unconstitutional. Until and unless the Hudud is enforced and challenged on constitutional grounds there will be no basis to conclude on the validity or invalidity of the law.
15. What is the part in Hudud which violates the principles of the Malaysian Constitution?
Article 11 is interpreted to mean freedom of religion and therefore is supposed to be a guarantee against prosecution on the basis of choice of religion. Article 8 provides that every citizen is equal before the law, hence the discriminatory nature of the Hudud against non-Muslims and women can be interpreted as being unconstitutional. Hudud also regulates and controls private and consensual activities unlike secular law which generally does not legislate on “private matters”, especially on activities that are not injurious and “victimizing”. Hudud also specifies punishments that cannot be substituted or lessened at the discretion of the judge. There is no such finality in secular law as law reforms are an ongoing concern, and adjustments are made in accordance with changing place, time and current sensitivities.
16. Is there a difference between a ‘PAS’ Hudud and an ‘UMNO’ Hudud?
It will be hard to imagine the difference between a “PAS” Hudud and an alleged “UMNO” Hudud. Perhaps in the UMNO case, the standards and requirement of evidence will be modified so as not to appear too gender-biased and discriminatory against non-Muslims. Perhaps certain offences such as drinking and the renouncement of Islam (apostasy) will not be subjected to harsh punishments, but with more emphasis on “forced rehabilitation”. Until UMNO is prepared to present its own version of the Hudud, we cannot be sure that it will be “more just”. Whatever it is, Hudud in whatever form is already a manifestation of an imminent parallel legal system aiming to separate the rights of Muslims from non-Muslims. In the worst-case scenario all citizens will be subjected to the sovereignty of one (most likely, Islamic) law. Ironically, in the best-case scenario this may lead to the creation of a non-Muslim nation alongside a Muslim one. We may be heading for a constitutional crisis if this delicate issue is not handled decisively.
17. What is to be done?
It will be difficult to repeal any law once passed. The strategy of stalling the implementation of Hudud (in the Kelantan case) is only temporary. If PAS manages to win the overwhelming support of the Malay electorate there will be less of a reason to postpone the implementation of the law.
On a long-term basis the struggle to repeal Hudud law must involve the struggle to repeal all draconian and unjust laws, whether passed under religious or secular guises. All laws that violate the principles of human rights and equality must be abolished. The movement to institute human rights is not necessarily western-oriented. It is as much a cultural need to want human dignity to be protected as it is a universal obligation to appreciate the rights of a community to cultural and religious practice. However, ultimately we must recognize that the greatest rights worth defending are rights that are invoked purely on the basis of us being humans. Which means equal treatment, equal access to opportunities and equal dignity for all, regardless of religion, race, class, nationality and gender. The only viable movement in this direction would be to restore our democratic institutions and push for a genuine regime of human rights.
References:
- Rose Ismail (ed), (1995) Hudud in Malaysia: The Issues at Stake, Kuala Lumpur: SIS Forum (Malaysia) Berhad.
- Shad Faruqi, “Thoughts For the Future”, Sunday Star, July 14, 2002.
- Sabiha Sumar and Khalid Nadvi (1988), “Zina: The Hudood Ordinance and its Implications for Women”, Women Living Under Muslim Laws Dossier 3, June/July.
- Asma Jahangir (1988) “How Far Are Penal Laws Effective In Protecting Women?”, Women Living Under Muslim Laws Dossier 3, June/July.
- Women’s Crisis Centre (2002), Overview of the Terengganu State Syariah Criminal (Hudud and Qisas) Bill 2002, WCC: Penang.
Salat: Difference between a Muslim other Religion
Labels:
Aku Di Bumi Allah
In this article we are sharing some ahadith and Ayaat which state the importance of Salaah/Salaat. By Salaah/Salaat, we are referring to the obligatory prayers which a Muslim has to offer five times a day.
Guard your Salawaat (plural of Salaah)
(Surah Baqarah, ayah 238)
(Surah Baqarah, ayah 238)
Jabir bin Abdullah says: I heard the Messenger of Allah (SallAllah-u-Alaihi-wa-Sallam) saying this: The difference between a man (Muslim) and shirk and kufr is the abandoning of salaah.
(Sahih Muslim: Kitab ul Iman: Book 001, Number 0147)
(Sahih Muslim: Kitab ul Iman: Book 001, Number 0147)
Prophet Muhammad (SallAllah-u-Alaihi-wa-Sallam) said: The difference between us and them (Kuffar/Non-Muslims) is that of salaah so whoever abandons salaah certainly commits kufr.
(Tirmidhi, kitab ul Iman, Declared Sahih by Imam Tirmidhi, Imam Nasai and Allama Iraqi, Minhaaj ul Muslimeen pg.80)
(Tirmidhi, kitab ul Iman, Declared Sahih by Imam Tirmidhi, Imam Nasai and Allama Iraqi, Minhaaj ul Muslimeen pg.80)
Prophet Muhammad (SallAllah-u-Alaihi-wa-Sallam) said: The difference between a slave (Muslim) and shirk is the abandoning of salaah. When he leaves salaah, he commits shirk.
(Ibn Maja, Sahih Jami ul Sagheer part 2 pg 95, Sanad: Sahih, Minhaaj ul Muslimeen pg. 80)
(Ibn Maja, Sahih Jami ul Sagheer part 2 pg 95, Sanad: Sahih, Minhaaj ul Muslimeen pg. 80)
From the above ahadith it is clear that leaving of salaah is kufr and shirk, it should be known:
Surely Allah won't forgive shirk, anything besides that Allah will forgive....
(Surah Nisa, ayah 48)
(Surah Nisa, ayah 48)
Furthermore Allah the Exalted says: If they (Kuffar) repent and establish salaah and give zakaah, then they are your brothers in religion.
(Surah Taubah, ayah 11)
(Surah Taubah, ayah 11)
From the above ayah we can conclude that in order for a person to become a brother in religion he has to establish salaah as well.
Narrated Ibn 'Umar:
Allah's messenger (SallAllah-u-Alaihi-wa-Sallam) said: I have been ordered (by Allah) to fight against the people until they testify that:
1) None has the right to be worshipped but Allah and that Muhammad is Allah's Messenger (SallAllah-u-Alaihi-wa-Sallam),
2) And offer salaah,
3) And give Zakaah,
If they perform this, then they save their lives and property from me except for Islamic laws and then their reckoning (accounts) will be done by Allah.
(Sahih Bukhari, kitab ul Iman: Volume 1, Book 2, Number 24)
(Sahih Bukhari, kitab ul Iman: Volume 1, Book 2, Number 24)
We must examine the above hadith and see what criteria Prophet Muhammad (SallAllah-u-Alaihi-wa-Sallam) gave for fighting people. This hadith should be examined by those people who claim to be Muslims but don't offer their prayers five times a day.
Renjis Ramadhan : Nuzul Quran Ruang Penghayatan Kitab Suci
Labels:
Aku Di Bumi Allah
Bulan Ramadhan Al-Mubarak kini telah melepasi pertengahan bulan yang mana umat Islam digalakkan untuk meningkatkan amal ibadah mereka. Pelbagai peristiwa juga dikaitkan dengan pertengahan dan pengakhiran Ramadhan. Antaranya adalah diturunkan Al-Quran pada pertengahan bulan iaitu pada 17 Ramadhan yang mana pada 17 Ramadhan juga telah berlakunya Perang Badar yang tercatat di dalam lipatan sejarah Islam. Selain itu, umat Islam juga digalakkan untuk memperbanyakkan amal ibadah pada malam-malam terakhir Ramadhan yang mana terdapat padanya malam LailatulQadar.Hari ini, umat Islam diseluruh negara meraikan sambutan Nuzul Quran dan banyak program-program keagamaan yang dianjurkan oleh pihak masjid bagi membangkitkan ingatan orang ramai terhadap satu lagi peristiwa bersejarah yang patut diraikan oleh semua umat Islam.
Al-Quran jika dilihat pada maksudnya adalah bacaan atau himpunan yang mana di dalamnya terdapat pelbagai perkara berkaitan urusan seharian melibatkan soal tauhid, ibadat, jinayat, munakahat, kenegaraan, muamalat serta di dalamnya juga terungkai persoalan Sains dan Teknologi. Begitulah kehebatan mukjizat Al-Quran dan jika dihayati tentang isi kandungan dan intipati ayat-ayat suci Al-Quran, ia mampu memberi kesedaran dan memberi pengajaran kepada sesiapa sahaja yang membaca dan mengahayati maksudnya.
Al-Quran diturunkan kepada umat manusia sebagai panduan dan bimbingan dalam meniti kehidupan yang sementara di dunia ini. Al-Quran jika dihayati dan diikuti secara keseluruhannya, merupakan panduan perlembagaan yang terbaik untuk kehidupan dan semua makhluk di dunia. Selain itu, Al-Quran juga sebagai penawar dan penyembuh dari pelbagai penyakit hati. Ini jelas digambarkan menerusi ayat Al-Quran yang bermaksud : “Sesugguhnya sudah datang kepadamu sebuah pelajaran daripada Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit (yang berada di dalam dada)” (Surah Yunus: 57).
Pembacaan dan penghayatan Al-Quran pada masa kini dilihat benar-benar penting bagi mengelak dan menjauhkan umat Islam dari pelbagai penyakit sosial yang benar-benar merugikan masyarakat. Remaja masa kini benar-benar telah menjauhi Al-Quran dan sering mendekatkan diri mereka dengan dunia hiburan yang melalaikan. Bersempena dengan sambutan Nuzul Quran, marilah kita kembali kepada ajaran Al-Quran dan janganlah kita sesekali menjauhkan diri dari Al-Quran kerana pembacaan dan penghayatan terhadapnya benar-benar mendatangkan ketenangan kepada diri kita.
Kepada golongan remaja, jadikanlah Al-Quran sebagai pendamping dan dekatkanlah diri kepada Al-Quran sebagai panduan terhadap kebenaran yang kekal selamanya. Menurut buku ‘Penjelasan Mengenai Al-Quran’ yang dikeluarkan oleh Bahagian Dakwah Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Negeri Kedah, terdapat beberapa perkara yang dapat dikongsikan bersama sebagai panduan mendekatkan dan menghayati pembacaan Al-Quran :
* Yakin terhadap kebesaran dan keagungan ayat-ayat yang dibaca. Keyakinan itu bersandarkan bahawa ayat-ayat yang dibaca itu adalah kalam Allah yang memiliki dan memerintah sekelian alam dan Allah jugalah yang menurunkannya (Al-Quran) dan difardhukan kepeda hamba-hambaNya mengikutinya serta diwajibkan kepada mereka beriltizam dengan segala tuntutannya. * Yakin bahawa Al-Quran menjadi makanan hati dan jiwa pembaca, matlamat segala segala keperluannya dan kelazatan rohnya. Ia juga menjadi penawar terhadap apa saja kesulitan yang dihadapi oleh manusia seperti kepedihan, dukacita, masalah peribadi dan masyarakat. * Sentiasa takutkan azab Allah dan seksaanNya sekiranya berpaling daripada Al-Quran dan penghayatannya.Jadi, bersempena dengan sambutan Nuzul Al-Quran, marilah sama-sama kita mendekatkankan diri dengan Al-Quran dan menjadikan AL-Quran sebagai wadah pembangunan jiwa dan rohani yang bersih.
MENGGANTUNG GAMBAR
Labels:
Persoalan Agama
Soalan :
assalamualaikum...
sy ada kemusykilan...apakah hukumnya menggantung gambar keluarga seperti gambar konvokesyen, gambar hari raya dan sebagainya..minta tolong jelaskan
Jawapan :
Jika gambar itu adalah gambar yang bersopan, menutup aurat dan tidak ada sebarang imej yang bertentangan dengan syarak, insya Allah harus dipamerkan. Namun hendaklah jelas niatnya; yakni bukan untuk menunjuk-nunjuk atau berbangga-bangga, akan tetapi sekadar untuk menzahirkan nikmat Allah atau anugerahNya, untuk memberi semangat kepada orang lain atau sebagainya dari niat-niat yang positif.
Di dalam hadis, Rasulullah s.a.w. hanya melarang gambar lukisan dan patung-patung kerana ia menandingi ciptaan Allah. Adapun gambar foto, ia tidaklah menandingi ciptaan Allah kerana ia bukan lukisan, akan tetapi rakaman; yakni merakam kejadian Allah yang asal di atas kertas, maka tidak timbul unsur menandingi kejadian Allah. Ada juga di kalangan ulamak tidak mengharuskan semua jenis gambar termasuk gambar foto kerana mereka menyamakannya dengan lukisan yang dilarang oleh Nabi. Pandangan kedua ini menjadi pegangan ulamak-ulamak Arab Saudi. Adapun pandangan pertama tadi, ia menjadi pegangan ulamak-ulamak Mesir termasuk Dr. Yusuf al-Qaradhawi dan pandangan pertama inilah yang saya pilih.
Wallahu a'lam.
Hukum Islam Satu Kewajipan
Labels:
Perundangan Islam
Hukum Hudud yang kini gempar diutarakan dan menjadi salah satu faktor yang mencetuskan pergolakan dalam arena politik telah mengcetuskan rasa keperihatinan yang menggunung dalam diri saya. Oleh itu satu inisiatif untuk mendapatkan pendapat kedua tentang isu ini telah dijalankan dengan merujuk kepada Imam dikawasan saya yang berbangsa Algeria.
Dengan segala patuh dan rasa hormat, saya ingin menyentuh tentang tujuan sebenar Hukum Hudud ini. Sebelum kita mengkritik dan memberi pandangan haruslah kita melapik perdebatan kita dengan ilmu. Kerana kata-kata tanpa ilmu diibaratkan membelah kayu api diatas kaki sendiri. Menurut Imam Syafie, setiap pandangan itu mesti berdasarkan atas ilmu pengetahuan kerana ilmu pengetahuan itu datangnya dari Tuhan yang menciptakan. Oleh itu mari kita hayati apakah sebab musabab lahirnya Hukum Hudud ini, bila harus dipraktikkan, untuk siapa, serta apakah platform yang perlu ada sebelum Hukum Hudud diimplementasikan.
Bukan semua Negara Islam mampu mengimplementasikan Hukum Hudud ini oleh kerana ditakuti mencetus kontoversi apatah lagi pada rakyat yang bukan Muslim. Pada zaman Rasulullah S.A.W. Hukum Hudud dilaksanakan sebagai sebahagian kecil dalam syariah. Kecil disini bukan dimaksudkan dengan diambil ringan mahupun hanya sebagai alternatif terakhir. Yang ingin disampaikan adalah kecil yang bermaksud hadirnya hukum itu adalah pada keadaan yang memaksa disebabkan kesalahan disisi syariat yang jelas telah dilakukan. Sebagai contoh, untuk membuktikan mereka yang berzina (fornication) bukanlah suatu yang mudah. Tetapi perbuatan itu nyata perlukan Hukum Hudud jika kita hadirkan 4 orang saksi yang dipercayai untuk membuktikan tuduhan itu, melainkan perbuatan zina itu dilakukan dikhalayak ramai.
Jika kita merujuk pada surah An-Nur 1-19, Allah telah merangka hukum berzina kepada umat Islam dengan terang dan nyata. Disini saya sertakan sedikit dari potongan ayat itu untuk dijadikan rujukan kepada mereka yang bukan Muslim.
“Perempuan yang berzina dan lelaki yang berzina, hendaklah kamu sebat tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali sebat; dan janganlah kamu dipengaruhi oleh perasaan belas kasihan terhadap keduanya dalam menjalankan hukum agama Allah, jika benar kamu beriman kepada Allah dan hari akhirat; dan hendaklah disaksikan hukuman seksa yang dikenakan kepada mereka itu oleh sekumpulan orang-orang yang beriman (-percaya dan yakin pada Allah rujuk Rukun Iman dalam Islam)” [An-Nur: 02]
Dan orang-orang yang melemparkan tuduhan (zina) kepada perempuan yang terpelihara kehormatannya, kemudian mereka tidak membawakan empat orang saksi, maka sebatlah mereka delapan puluh kali sebat; dan janganlah kamu menerima persaksian mereka itu selama-lamanya; kerana mereka adalah orang-orang yang fasik;- kecuali orang-orang yang bertaubat sesudah itu serta memperbaiki amalannya, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani” [An-Nur: 04 & 05]
“Sepatutnya mereka (yang menuduh) membawa empat orang saksi membuktikan tuduhan itu. Oleh kerana mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka mereka itu pada sisi hukum Allah, adalah orang-orang yang dusta” [An-Nur:13]
Sekarang mari kita berpindah pada isi kedua yakni untuk siapakah Hukum Hudud ini patut dilaksanakan. Dalam makluman saya, justifikasi yang ingin dijalankan dengan Hukuh Hudud ini bukan untuk semua golongan manusia tetapi hanya terhad pada orang Muslim. Walaupun begitu, terdapat juga keadaan yang membolehkan Hukum Hudud ini dijalankan kepada yang bukan Muslim. Merujuk pada sirah Rasulullah S.A.W. terdapat juga golongan bukan Muslim dibawah naungan pemerintahan seorang Amir (ketua kerajaan atau organisasi Islam). Walaupun Hukum Hudud ini pastinya untuk umat Islam, bagi mereka yang bukan Islam diberi pilihan samada untuk menjalankan hukuman dengan cara Islam ataupun dengan cara yang disarankan oleh agama mereka sendiri. Dalam ertikata lain, lain agama, lain cara hukuman. Tetapi bagi agama yang tidak mempunyai kitab untuk merujuk rang undang-undang agama mereka, maka amat berpatutanlah jika dihukum dengan perundangan umum (tidak semestinya mesti Hukum Hudud) yang telah dipersetujui dan mencapai kata sepakat. Pernah juga terjadi kes dimana orang bukan Islam seperti Kristian dan Yahudi pada zaman kegemilangan Islam memilih Hukum Hudud oleh kerana hukuman yang lebih berat akan dilaksanakan jika menurut pada undang-undang agama mereka sendiri.
Dalam menyeru kepada menegakkan agama diatas keredhaan Allah Taala dengan melaksanakan agama Islam yang syumul (menyeluruh) ini dalam segala perspektif, kita harus berfikir sejenak (lebih lama lebih baik) jika terdapat lubang-lubang kelemahan dalam idea untuk mengaplikasikan Hukum Hudud ini. Ini membawa kita pada perbincangan tentang platform yang perlu ada untuk menyeru pada perlaksanaan Hukum Hudud. Untuk melaksanakan Hukum Hudud, pastinya kita perlukan kepada dua perkara; rakyat yang berugama Islam serta pucuk pimpinan dari seorang Muslim yang nyata.
Untuk ini saya akan membentangkan ertikata sebenar rakyat Islam yang dimaksudkan. Umat Islam disini harus dilihat dari sudut yang lebih agresif, mengapa? Ramai yang mengakui mereka beragama Islam tetapi tidak mendakap perasaan taat setia pada agama (Islam hanya pada nama) na’uzubillah. Oleh itu, adalah penting jika kita memastikan sebelum Hukum Hudud dilaksanakan, kita mengukur sejauh mana Islamiknya umat kita ni. Adakah mereka menjalani kehidupan sebagai seorang Muslim yang utuh dan patuh pada ajaran agama? Apakah dari segi akhlak, perlakuan, pemikiran serta pertuturan menunjukkan identiti Islam yang diakui? Jika tidak jawapannya, kita masih mentah dalam mempraktikkan ad-deen (cara hidup Islam) tetapi berlagak besar untuk menjalankan hukuman Hudud yang berat dan tidak boleh dipandang enteng ini. Ini dapat dianologikan seperti ingin mengupas buah dengan pisau yang tumpul dan bekarat.
Bagi mendefinisikan pemimpin Muslim yang dinamik ini, kita harus mencontohi corak pemerintahan Rasulullah sebagai pemimpin yang sempurna. Seorang pemimpin (Ameer) itu haruslah terdiri dari mereka yang dalam ilmu agamnya dimana mukanya bersinar cahaya keimanan, tingkah laku nya sejajar dengan kalimah Islamik yang dipertuturkannya dan kecerdasan mindanya membuktikan sifat khalifah yang telah Allah kurniakan padanya. Sifat Islamik yang ingin saya tekankan disini dapat dilihat dengan menghayati ayat ini: “Dan (katakanlah wahai Muhammad kepada pengikut-pengikutmu): Apa jua perkara ugama yang kamu berselisihan padanya maka hukum pemutusnya terserah kepada Allah; Hakim yang demikian kekuasaanNya ialah Allah Tuhanku; kepadaNyalah aku berserah diri dan kepadaNyalah aku rujuk kembali (dalam segala keadaan)” [Asy-Syura:10].
Dalam satu sudut pandangan yang lain pula, saya ingin mengajak para pembaca cuba akalkan beberapa perkara.
a. Mengapa harus kita takut pada hukuman yang ditetapkan agama jika diri tidak mempunyai hajat atau niat melakukan kesalahan?
b. Mengapa harus kita takut pada hukuman yang dijalankan didunia? Apakah kepercayaan kita kepada hari akhirat dengan azab yang lebih menyeksakan itu tidak cukup untuk membina landasan taqwa(takut) pada Allah?
c. Daripada menyeru kepada Hukum Hudud, mengapa tidak kita menyeru kepada perlaksanaan cara hidup Islam (Ad-deen) yang lebih utuh dengan harapan kita bukanlah hanya sebuah Negara Islam yang dikenali dari segi material. Agar kita dapat menarik lebih ramai manusia melihat betapa Indah dan syumulnya agama suci Allah ini dimana setiap kalimah Quran membuktikan keesaan (satu dan yang tiada sekutu buatNya) dan kebesaranNya dan bukan menakut-nakutkan mereka dengan keadilan yang disalah interpretasikan.
"Dan umat tiap-tiap Rasul tidak berpecah belah dan berselisihan (dalam menjalankan ugama Allah) melainkan setelah sampai kepada mereka ajaran-ajaran yang memberi mereka mengetahui (apa yang disuruh dan apa yang dilarang); berlakunya (perselisihan yang demikian) semata-mata kerana hasad dengki sesama sendiri. Dan kalaulah tidak kerana terdahulu kalimah ketetapan dari Tuhanmu (untuk menangguhkan hukuman) hingga kesuatu masa yang tertentu, tentulah dijatuhkan hukuman azab dengan serta-merta kepada mereka. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberikan Allah mewarisi Kitab ugama kemudian daripada mereka, berada dalam keadaan syak yang menggelisahkan terhadap Kitab itu. Oleh yang demikian itu, maka serulah (mereka-wahai Muhammad – kepada berugama dengan betul), serta tetap teguhlah engkau menjalankannya sebagaimana yang diperintahkan kepadamu, dan janganlah engkau menurut kehendak hawa nafsu mereka; sebaliknya katakanlah: “Aku beriman kepada segala Kitab yang diturunkan oleh Allah, dan aku diperintahkan supaya berlaku adil diantara kamu. Allah jualah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal kami, dan bagi kamu amal kamu. Tidakkah patut ada sebarang pertengkaran antara kami dengan kamu (kerana kebenaran telah jelas nyata). Allah akan menghimpunkan kita bersama (pada hari kiamat), dan kepadaNyalah tempat kembali semuanya (untuk dihakimi dan diberi balasan)” [Asy-Syura:14&15]
AMBIL ISLAM KESELURUHANNYA
Labels:
Aku Di Bumi Allah
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَشۡرِى نَفۡسَهُ ٱبۡتِغَآءَ مَرۡضَاتِ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ رَءُوفُۢ بِٱلۡعِبَادِ (٢٠٧) يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱدۡخُلُواْ فِى ٱلسِّلۡمِ ڪَآفَّةً۬ وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٲتِ ٱلشَّيۡطَـٰنِۚ إِنَّهُ ۥ لَڪُمۡ عَدُوٌّ۬ مُّبِينٌ۬ (٢٠٨)
surah Al-Baqarah ayat 208.
maksudnya;
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (208)
O you who believe! Enter perfectly in Islâm (by obeying all the rules and regulations of the Islâmic religion) and follow not the footsteps of Shaitân (Satan). Verily! He is to you a plain enemy. (208)
Subscribe to:
Posts (Atom)
